Diam dan Hilang


Aku tidak punya teman bicara sejak kamu hilang, hanya dengan tulisan-tulisan ini hati dan otakku terasa tenang. Aku bisa ungkapkan kerinduanku akan kamu, aku masih tetap bisa melihat parasmu dengan pejaman mata, ini semua cukup mengobati rasa piluku.

Hingga saat ini aku tidak bisa merelakanmu, hatiku enggan menyudahi rasa yang dalam ini. Tapi aku harus memaksa rasaku untuk bisa berbesar hati akan pilihanmu, yang diam dan hilang dengan cepat dari hidupku.

Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku tidak ingin membuang semua cerita yang sudah melengkapi hari-hari kita. Aku hanya takut mengambil keputusan yang salah, khawatir jika kamu kembali dalam versi yang benar-benar baik tapi aku malah berada disisi lain. Aku tidak tau apa yang terbaik buat kita, bersama atau berpisah. Tapi aku akan redam egoku untuk mendahulukan keinginanmu. Aku tidak bisa memaksamu, aku tidak ingin kamu tersiksa.

Ini tentang waktu yang harus aku optimalkan. Kamu telah memilih melanjutkan hidup tanpaku, aku masih tetap menjalankan hidupku dengan semua kisah yang enggan aku sudahi. Aku masih tetap menunggumu, aku tau kamu tak akan ingin kembali kepadaku, aku tak ingin mendahulukan egoku lagi dan lagi. Aku hanya bisa mendo'akan segala yang terbaik untukmu, meminta-Nya untuk selalu menganugerahimu dengan nikmat-Nya, memberi ridho dan keselamatan pada hidupmu.

Jika diam dan hilang adalah jalan terbaik bagimu, aku turuti. Ini pengorbananku untuk membuatmu bahagia.

Komentar

Postingan Populer