Aku Bertahan Dalam Peraduan




Hariku murung, tak bahagia, merana terpenjara duka. Lelah, payah dan tak berdaya. Membiasakan diri tanpamu, berbesar hati kehilanganmu, berusaha tegar kembali saat kamu telah biasakanku untuk bermanja-manja. Lebih dari rindu, teramat dalam rasa cintaku.

Pedih tapi tak ingin beranjak, sesak ingin berteriak, sendu sangat terisak. Hatiku harus apa? Bagaimana hatimu? Masih lengkap kah cintamu?

Aku ingin mengubah pandanganku tentang hebatmu, tapi ku tak mampu. Aku ingin sepertimu yang tak ragu pergi dari hidupku.

Kamu tidak bahagia, untuk itu aku menyerah. Aku selalu ingin berbincang, tapi aku ingat kamu bukan lagi naungan. Kita saling lepas tangan dan membiarkan asa di angan. Salahku dulu padamu yang terlalu ringan membiarkan.

Masa-masa sulit merelakan terganjal tak kunjung pergi karena kamu selalu mengecup dan mengingatkan dalam mimpi tidur panjang. Biarkan aku telanjang tak berbusana kenangan, fajar hingga petang, agar aku tenang.

Ketahui lah aku hanya ingin kita berkisah tentang kebersamaan, bukan soal perpisahan. Sekarang? Aku hanya bisa bertahan menikmati sisa-sisa kenangan dalam peraduan.


Komentar

Postingan Populer